-->

Life is like a box of chocolates


Ketika saya ingin belajar hari ini, ada yang bingung juga dibenak saya, mengenai apa yang akan saya fokuskan untuk masa depan saya. Saya tidak tahu masa depan itu akan seperti  apa. Kata Ibunya Forest Gump  " Life is like a box of chocolates, you never know what you're gonna get " . Apakah coklat itu akan berasa manis, atau coklat itu akan berasa pait, kita juga tidak tau, yang tau itu yang membuat coklat tersebut, siapa pembuat cokelat tersebut ? tentunya si Pembuat cokelat, jika kita analogikan maka Tuhan lah Si "Pembuat Cokelat", dia yang tau mana yang manis dan mana yang tidak. Ketika saya pikir-pikir kembali ternyata bener juga sih, saya tidak tau kelak saya ingin menjadi apa, ataukah pengangguran, tukang sampah, tukang kebon, tukang ngupil atau yang lainnya hehehe : D.

Saya merasa saya bingung dengan Tuhan, ketika saya maunya A, Gusti malah kasih B. Ketika saya inginya X eh secara kebetulan Gusti juga memberikan X. Kalau maunya A tapi B itu yang tersulit, kadang kita berfikiran dari diri kita sendiri bahwa apa yang kita inginkan belum tentu apa yang kita butuhkan. Saya sadar, saat saya kuliah di tempat yang tidak saya inginkan, tetapi kuliah di tempat yang terbaik buat diri saya sendiri. Waktu yang diperlukan untuk menyadarkan diri saya akan hal itu juga cukup panjang, tidak langsung saya bisa menerima begitu saja.  Bersahabat dengan Tuhan itu sulit sekali, hanya waktu yang bisa menyembuhkan, hal ini juga seperti apa yang dialami oleh seorang Letnan Dan.

Letnan Dan pemimpin pasukan Amerika yang akan menyerang Vietnam, ketika bertempur melawan musuhnya ia hanya ingin bertempur sekuat tenaga dan mati di tengah medan pertempuran merupakan suatu kehormatan, dia berkata "It's my destiny", tetapi temannya malah menyelamatkannya. Letnan Dan selamat dari pertempuran, berkat pertolongan prajurtinya tersebut, tetapi luka yang parah pada kakinya, membuatnya harus diamputasi, akhrinya kakinya dipotong. Ketika itu dia berkata pada  prajuritnya "Lebih baik saya mati di medan pertempuran daripada seperti ini !, tidak ada harapan tanpa kaki !". Hal ini sama !, maunya A tetapi Gusti malah kasih B.

Ketika kuliah, saya maunya di Universitas A tetapi malah dikasih universitas B, pertama kali saya tidak tau apakah ini benar-benar buruk  masuk di universitas ini ?. Saya tidak berpikir jangka panjang, hanya gengsi yang mengendalikan hidup saya. Saya merasa malu dengan teman-teman, keluarga, bahkan malu dengan diri saya sendiri "Why this is Happen ? " sejak saat itu, susah sekali berdamai dengan Tuhan.  Sering kali hanya menyalahkan diri sendiri, maupun orang lain, tidak pernah berpikir dari segi positif kenapa saya berada disini ?, hal ini menyebabkan selama semester 1 ini saya tidak niat kuliah, belajar rutin tidak pernah, paling hanya 1 jam sebelum ulangan hehehe. Isinya cuma main game terus, rasanya hampa, rasanya itu seperti ditolak cinta oleh seseorang hehehe :P . Pada tanggal ini juga saya sadar, bahwa "Time Heals all wound"

Waktu yang menyebuhkan semuanya, Letnan Dan yang tidak mempunyai kaki, dia bekerja sama dengan prajuritnya, membuka usaha Shrimp. Tak disangka apa yang sesungguhnya Tuhan berikan kepada Letnan Dan adalah B. B yang belum tahu itu isinya apa, yang pastinya itulah yang terbaik buat si Letnan. Letnan Dan juga selama bertahun-tahun juga tidak berdamai dengan Tuhan, dia tidak mau hidupnya seperti itu, bahkan dia menantang Tuhan. Tetapi kenyataanya dia diberikan yang terbaik menjadi seorang pengusaha udang yang sukses.

Ketika yang baca sedang berusaha dan melakukan yang terbaik, mengharapkan X tetapi malah dikasih Y, memang rasanya sakit sekali, panjenengan (Anda) merasa benar-benar terjatuh. Tetapi percaya sajalah, segala sesuatu pasti yang terbaik buat diri panjenengan sendiri maupun orang-orang disekitar. Hidup itu seperti kotak coklat
"
you never know what you're gonna get"

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.