Orang Italia memiliki pepatah yang sangat bagus, bunyinya: “Often, he who does too much does too little.”
Terjemahan bebasnya kira-kira begini: Seseorang yang mengerjakan
terlalu banyak (tidak fokus), biasanya mendapatkan hasil yang sangat
sedikit.
Senada dengan itu orang terkaya dunia, Bill Gates juga pernah berucap “My success, part of it certainly, is that I have focused on a few things.” Jadi Bill Gates berbagi ilmu, bahwa ternyata ia berhasil menjadi orang terkaya dunia karena dari awal perjalanan bisnisnya (Microsoft)
Ia telah memutuskan untuk berfokus hanya pada beberapa hal saja, yakni
hal-hal yang sesuai dengan potensi yang ia miliki, khusunya sebagai
seorang creator atau pencipta suatu ide/produk.
Bayangkan bila Bill Gates, selama tiga tahun
membangun Microsoft, kemudian selama dua tahun belajar dan berusaha
keras menjadi seorang politikus handal, lalu dua tahun kemudian berusaha
menolong anak-anak yatim dengan bekerja di World-Vision. Dan tiga tahun
kemudian, ia memulai bisnis baru dalam bidang properti.
Sudah pasti, hasil yang didapatkannya akan sangat
jauh dari yang ia miliki saat ini. Bisa jadi, ia akan dikenal sebagai
pecundang nomor satu dunia dan bukan orang terkaya.
Setelah mempelajari kehidupan orang-orang sukses, yaitu
orang-orang yang telah berhasil memberikan pengaruh di jaman mereka
masing-masing, saya sampai pada suatu kesimpulan: “Salah satu alasan terbesar kegagalan seseorang adalah hilangnya fokus dalam usaha atau pekerjaanya.”
Nyatanya, terlalu banyak orang yang berubah usaha, profesi atau
pekerjaan semudah berubahnya arah angin. Tidak heran bila mereka selalu
kecewa dengan hasil yang mereka dapatkan.
Sekarang, coba Anda amati orang-orang yang ada di sekitar Anda, mungkin saudara atau seorang teman. Berapa orang yang konsisten atau fokus mengerjakan sesuatu dengan kualitas terbaik selama lima tahun
terakhir, dan berapa orang yang sudah berpindah profesi atau pekerjaan?
Kemudian bandingkan tingkat kesuksesan dan kebahagiaan kedua kelompok
tersebut. Saya yakin, orang yang fokus pastilah lebih sukses dan lebih
bahagia. Pasti!
Namun perhatikan, supaya tidak salah menyimpulkan, perlu diingat bahwa perbandingan di atas, harus dilakukan “apple to apple.”
Artinya bandingkan orang-orang dengan tingkat pendidikan atau jabatan
yang sama. Gaji seorang Manager yang berpindah kerja setiap awal tahun
tidak dapat dibandingkan dengan gaji seorang Office Boy yang telah
bekerja pada sebuah perusahaan selama sepuluh tahun.
Perlu diingat juga bahwa konsep untuk berfokus pada
suatu pekerjaan atau profesi tidak sama dengan menyerah atau menerima
nasib. Hal yang tidak bijaksana bagi seseorang untuk bertahan pada
jabatan supervisor di sebuah perusahaan keluarga selama delapan tahun,
bila di perusahaan automotive besar ada kesempatan untuk menjadi Manager
dengan kompensasi yang lebih tinggi. Lebih lagi bila ia lebih
menyenangi industri automotive dibanding pekerjaan yang sekarang.
Jadi berpindah kerja atau profesi atau mencoba jenis
usaha lain, selama beberapa kali bisa saja dibenarkan. Tujuannya jelas,
yaitu mencari pekerjaan, profesi atau usaha yang lebih sesuai dengan
bakat dan potensi masing-masing. Namun bila perpindahan atau perubahan
itu menjadi pola jangka panjang atau kebiasaan, itulah yang akan
menciptakan kegagalan tak berujung.
Menjadi Ahli
Saya sangat meyakini bahwa untuk tampil sebagai pemenang di era
persaingan ini, Anda harus menjadi seorang ahli di bidang yang Anda
geluti. Kebenaran ini berlaku untuk individu maupun perusahaan!
Karena itu, berusahalah sungguh-sungguh untuk
mengenali potensi dan bakat terbaik Anda. Kenali pekerjaan, profesi atau
bidang usaha yang Anda senangi. Kemudian, bila hal-hal yang diperlukan
sudah siap, ambil langkah pertama.
Pada mulanya tidak akan mudah, namun bila Anda tekun
dan sabar, dalam tahun yang ketiga Anda akan mulai memanen hasil jerih
payah Anda. Kebenaran ini saya alami secara pribadi. Tahun pertama saya
memulai karir sebagai Motivator & Business Trainer betul-betul
sulit. Waktu itu saya masih usia 27 tahun, dengan uang dan pengalaman
pas-pasan.
Ketika saya menemui beberapa senior dan pimpinan
perusahaan untuk sharing visi, tidak sedikit yang menyuruh saya pulang
dan mulai mencari pekerjaan. Alasan mereka selalu sama, “Eloy, kamu
terlalu muda.” Bahkan ada yang lebih ekstrem, seorang wanita berkata
“Eloy untuk menjadi pembicara sukses, perlu modal. Mobil mewah adalah
salah satunya.” Ia berkata demikian karena ia tahu bahwa waktu itu saya
tidak memiliki kendaraan.
Namun sekali lagi, dengan ketekunan dan kesabaran
sukses itu akan dapat diraih. Saya telah membuktikan bahwa keraguan
mereka tidak berdasar! Sama seperti ungkapan sang “kakek” bernama
Charles Swindoll: “Dengan ketekunan, siput dapat mencapai bahtera.”
Sebagai penutup, renungkan tiga pertanyaan ini: (1)
Ketika nama Anda disebut, apakah orang-orang membayangkan seorang yang
fokus pada pekerjaan, profesi atau usahanya? (2) Ketika nama Anda
disebut, apakah orang-orang membayangkan seorang yang ahli di bidangnya?
(3) Ketika nama Anda disebut, apakah orang-orang membayangkan seorang
yang mencitai pekerjaanya?
Mari kita berloma-lomba menjawab “ya” terhadap ketiga
pertanyaan tersebut, karena itulah kunci menuju kesuksesan dan
kebahagiaan tak terbatas!
Salam sukses untuk Anda!
